Juli 13, 2009

My First Online experience

Pertama kali bisa Online tuh waktu di kerja di kantor sebelumnya kira kira tahun 2000, di perusahaan distributor cat.
Waktu itu saya sering kerja keluar pulau untuk urusan pekerjaan, masih ingat waktu itu kalau pas pergi ke luar pulau semisal ke Kalimantan, kita dibekali 1 buah Laptop berikut printer kecil sebagai alat untuk kerja.
Bila sedang di kantor cabang, saya sempat curi curi untuk online via dialup telkom. Waktu itu saya penasaran untuk online karena penasaran dengan HP Siemens saya (tipe S45)yang ingin saya 'oprek', karena waktu itu saya bila sedang di Kantor pusat hanya bisa beremail ria, jadi bila sedang membutuhkan untuk online tidak bisa dilakukan. Karena penasaran untuk oprek HP saya waktu itu, akhirnya waktu di kantor cabang saya coba-coba online, walau dengan pengetahuan yang sangat minim soal internet tapi saya tetap memberanikan diri untuk online, karena saat itu bila sedang di kantor cabang agak sedikit bebas untuk melakukan dial up untuk berinternet ria.
Dengan hati was was, saya akhirnya bisa memuaskan kepenasaran waktu itu, tidak lama dari situ akhirnya saya pindah tempat kerja.
Ditempat kerja yang baru saya bisa berinternet dengan bebas, seperti kucing menemukan ikan asin saya sampai pulang malam hanya untuk internetan di kantor, tapi itu saya lakukan tidak lama hanya beberapa hari saja. Yang paling mengasikan waktu itu adalah download program, tapi karena keterbatasan Bandwith dan sangat lambatnya koneksi waktu itu yang menyebabkan malasnya berinternetan lagi, sampai akhirnya saya mencoba messanger dan berkontak dengan dengan teman di kantor lama serta teman dikantor baru, bersebelahan pun waktu itu kita berbicara via messanger, sampai akhirnya messanger dilarang dan hanya diperbolehkan untuk orang-orang tertentu.
Gara-gara messanger ini saya masih kontak sampai sekarang dengan teman yang sudah terpisah negara.
Itulah sedikit pengalaman beronline.
Selengkapnya

Januari 14, 2009

How Are They Diagnosed Cataract

How Are They Diagnosed?
Although you might think you have a cataract, the only way to know for sure is by having an eye examination. Should your eyecare professional find a cataract, he or she can monitor it and advise you about any future treatment.

Treatment Options
In most cases, the only cataract treatment option is surgery. Your eyecare professional will remove your clouded lens and, in most cases, replace it with a clear, plastic lens. Cataract surgery is quite successful in restoring vision. In fact, it is one of the most common surgeries performed in the United States, with more than one million surgeries done each year.

If your eyecare professional finds a cataract, it may be several years before you need surgery. In fact, you might never need surgery. If you have a cataract, it's important to have your vision tested regularly. That way, you and your eyecare professional can determine when you might need treatment.

Slowing Down Cataract Development
Currently, there is no cataract cure or way of reversing cataracts, and it may not be possible to prevent them. But there are some things that you can do to possibly slow down the rate at which they form. Some of these cataract prevention measures include:

Regular eye exams
Certain lifestyle and dietary changes.
Selengkapnya

Causes and Risk Factors for Cataracts

Causes and Risk Factors for Cataracts
Research scientists know how the lens clouds (see Age-Related Cataract Formation) and that certain things can increase a person's risk of developing cataracts. But researchers do not know what causes the lens to cloud. The search for these cataract causes is an active area of research.

Cataract research has shown that people with certain risk factors are more likely than others to develop them. A risk factor is anything that increases a person's chance of developing a disease.

Specific risk factors for this condition include:

Age (the risk increases as you get older)
Diabetes
Smoking
Long-term alcohol use
Prolonged exposure to ultraviolet sunlight
Lead exposure.

Types of Cataracts
Although most cataracts are related to aging, there are other types. Some of these other cataract types include:

Secondary
Traumatic
Congenital
Radiation.

The term "age-related" is a little misleading. You don't have to be a senior citizen to get this type of cataract. In fact, people can have an age-related cataract in their 40s and 50s. But during middle age, most are small and do not affect vision. It is after age 60 that most cataracts cause a decrease in vision.

Symptoms of Cataracts
There are several possible cataract symptoms. However, other eye problems can also cause these symptoms. Anyone with possible symptoms should see an eyecare professional. Only a qualified eyecare professional can diagnose and treat the problem.

Possible symptoms may include:

Blurred or cloudy vision
Lights seem very bright (glare)
Colors seem faded
Difficulty reading
Poor night vision
Double vision or multiple images in one eye (this may go away as the cataract gets larger)
Frequent prescription changes in your eyeglasses or contact lenses.
Selengkapnya

What Are Cataracts?

What Are Cataracts?
A cataract is simply the clouding of the lens in the eye. When the lens becomes cloudy, the flow of light is distorted and the picture formed on your retina becomes dim or blurry.

Cataracts are common in older people. By age 80, more than half of all Americans either have a cataract or have had cataract surgery. A cataract can occur in either or both eyes. However, it cannot spread from one eye to the other.

In addition to the obvious problems of reduced vision, the visual disability associated with cataracts can have a significant impact on the risk of falls and fractures, your quality of life, and possibly even mortality.

Understanding the Lens
The lens lies behind the iris and the pupil. It works much like a camera lens. It focuses light onto the retina at the back of the eye, where an image is recorded. The lens also adjusts the eye's focus, letting you see things clearly, both up close and far away.

The lens is made of mostly water and protein. The protein is arranged in a precise way that keeps the lens clear and lets light pass through it.

In a normal eye, light passes through the transparent lens to the retina. Once it reaches the retina, light is changed into nerve signals that are sent to the brain. But as we age, some of the protein may clump together and start to cloud a small area of the lens. This is a cataract. Over time, the cataract may grow larger and cloud more of the lens, making it harder to see.
Selengkapnya

10 Ciri Tidak Muda lagi

01. Membaca makin jauh, kencing makin dekat.

02. Dulu tidur berhadap-hadapan, sekarang beradu pantat.

03. Dulu suka pakai minyak wangi, sekarang sering pakai minyak angin

04. Dulu 12 kali lebih dalam sebulan, sekarang belum tentu sekali sebulan

05. Dulu keras sekali selama menunggu, sekarang lama sekali menunggu keras.

06. Dulu langsung ON, sekarang langsung Down

07. Dulu sering tanya"HO SEH BO", sekarang "SEHAT BO"

08. Dulu kencing asin, sekarang banyak yang sudah kencingnya manis

09. Dulu sering ajak makan enak, sekarang ajak makan obat

10. Dulu korbankan kesehatan demi kekayaan, sekarang korbankan kekayaan demi kesehatan
Selengkapnya

Januari 08, 2009

Penulisan teh jadi the

Kalo pake Treo, khususnya Treo 650 pas tulis sesuatu baik itu di Memo, SMS or Calendernya, mengalami proses autocorect khususnya bila nulis kata "teh" (maklum kalo orang Sunda sering nulis kata teh) trus berubah jadi "the", bila ini terjadi silahkan instal prc ini :

http://mytreo.net/downloads/autocorrect-enus,753.html

Perlu diingat prc nya beda beda tergantung dari ROM Treo yang dipake.
Silahkan coba..
Selengkapnya

Desember 30, 2008

Killer Statement

Ada sebuah istilah komunikasi negatif dalam Kecerdasan Emosional yang disebut killer statement. Apa itu killer statement? Gampangnya, killer statement itu adalah segala bentuk pernyataan kita yang kita keluarkan, sadar maupun tidak, tetapi melukai dan mampu merusak mental maupun semangat orang lain.

Jenis-jenis killer statement ini, tanpa sadar kita dengar setiap hari, atau barangkali tanpa sadar kita keluarkan dengan maksud bercanda, memotivasi, tapi justru merusak. Nah, kalimat-kalimat perusak jiwa yang menghasilkan perasaan yang negatif pada diri seseorang itulah yang seringkali kita sebut killer statement.

Menariknya, sejarah dunia komik pun pernah mencatat akibat buruk dari killer statement yang pernah diterima oleh dua anak bernama Jerry Siegel dan Joe Shuster. Kisahnya begini. Di masa depresi yang melanda Amerika pada 1933, Jeery Siegel mempunyai ide menciptakan seorang tokoh pahlawan anak-anak yang mempunyai kemampuan luar biasa.

Tenaganya lebih kuat dari besi, bisa terbang dan asalnya dari planet lain. Maka, bersama dengan temannya yakni Joe Shuster yang pandai melukis, diciptakanlah untuk pertama kalinya gambaran manusia baja tersebut. Tetapi gambaran komik manusia super itu tidaklah begitu menarik. Kecaman dan kritikan diterima.

Selama enam tahun berturut-turut komiknya pun ditolak sana-sini. Hingga akhirnya, puncak kehancuran mental Siegel dan Shuster terjadi saat mereka mendengar ada editor dari Detective Comics yang membutuhkan komik strips.Lantas mereka pun mencoba menjual kepada mereka.

Tapi, saat membuka-buka dan melihat gambaran komik mereka, para editor pun tertawa dan berkata, "Wah, nggak akan ada yang percaya dengan ide komik seperti ini. Gambarnya murahan dan tak mungkin laku dijual". Maka, karena sudah terlalu frustrasi dengan penolakan dan kalimat yang menghancurkan itu, Shuster dan Siegel akhirnya sepakat menjual komik serta segala hak ciptanya kepada Detective Comics hanya senilai US$130.

Perhatikan baik-baik, hanya seharga US$130 ! Tapi, itulah kesalahan terbesar Siegel dan Shuster akibat terlalu mendengarkan killer statement yang diterimanya. Karena, beberapa saat setelah komiknya dibeli, karakter komiknya ternyata menjadi pujaan. Anda pasti bisa menebak. Itulah tokoh Superman, manusia Krypton dengan kemampuan terbang, penglihatan super serta kekuatan fisik yang luar biasa.

Komik Superman menjadi begitu laris, hingga difilmkan, karakternya menjadi tokoh idola anak-anak. Sementara Shuster dan Siegel, penciptanya yang pertama, hanya bisa gigit jari. Tokoh Superman menjadi populer dan meraup keuntungan miliaran dolar AS. Tapi tokoh penciptanya hanya mendapat US$130, bahkan hidup dalam utang dan kemiskinan.

Untungnya, pada 1975 setelah mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari publik
yang menganggap Detective Comics tidak berperikemanusiaan dengan membiarkan
pencipta Superman hidup dalam miskin, akhirnya Detective Comics sepakat memberikan jaminan finansial. Tetapi, kalau kita melihat kembali, itulah harga dari sebuah killer statement yang telah menghancurkan karir dan kehidupan dua orang bocah bernama Shuster dan Siegel.

Pembaca, kisah ini kiranya membuat kita sadar akan bahaya dari killer statement dalam hubungan interpersonal kita. Memang, kadang killer statement ini diucapkan tidak dengan intensi yang negatif, tapi dampaknya, sungguh merusak! Namun, bisa juga killer statement ini diucapkan dengan maksud khusus untuk menjatuhkan mental orang yang mendengarnya.

Tips penting

Untuk itu, ada beberapa tip penting bagi kita. Pertama, hati-hati dengan killer statement yang mungkin kita ucapkan baik kepada anak kita, pasangan hidup kita, rekan kerja maupun bawahan kita. Killer statement ini menunjukkan bahwa kalimat yang diucapkan tanpa pertimbangan, bisa membunuh potensi, kemampuan maupun karakter baik seseorang.

Karena itu, kalaupun Anda sedang stress, sedang tidak dalam kondisi mood untuk bicara, merasa tidak puas dengan hasilnya, ataupun merasa tidak suka dengan apa yang Anda saksikan, usahakan untuk menghindari menggunakan kalimat yang bernada menghancurkan atau mencela.

Kedua, kita sendiri sebagai orang yang akan dan biasa menerima killer statement dari orang-orang di sekitar kita, lebih baik kita siapkan anti virus bagi kita sendiri. Anti virus ini berisi kalimat lain yang kita ucapkan pada diri kita sendiri, meskipun orang lain sudah mengatakan killer statement itu kepada kita.

Dalam workshop Kecerdasan Emosional yang kami lakukan, salah satu latihan yang kami berikan adalah dengan menggunakan kalimat penguatan positif yang cepat menetralkan meskipun orang lain telah mengatakan hal yang buruk kepada Anda.

Menariknya, juga di salah satu acara kontes menyanyi, ada seorang penyanyi kodang yang sudah tua, tapi diundang menjadi tamu untuk juri. Saat itu ada seorang penyanyi yang mendapat penilaian buruk dan akhirnya tersingkir. Saat sebelum mundur, si penyanyi tua ini memberikan nasihat, "Jangan pedulikan hasil penilaian ini buatmu. Yang penting adalah kuatkanlah dirimu terus. Sayapun tidak pernah menjuarai kontes menyanyi, toh dengan kegigihan, saya bisa menjadi seorang penyanyi. Teruslah berlatih dan buktikan dirimu bisa berhasil". Wow, mata saya berkaca-kaca mendengar motivasi dari sang artis dan bintang penyanyi tua ini.

Sungguh suatu kata-kata penguatan yang luar biasa. Andapun harus mengatakan hal yang sama kepada diri Anda, saat Anda diberikan kata-kata negatif ataupun killer statement. Ingatlah pembaca, jangan sampai potensi dan kemampuan Anda dirusak oleh kata-kata dari kalimat orang yang tidak bertanggung jawab. Merekalah yang sebenarnya punya masalah dengan diri mereka.
Jangan biarkan mereka merusak diri Anda.
Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.

Sumber: Killer Statement oleh Anthony Dio Martin
Selengkapnya